Sabtu, 12 November 2016

Happy father's day, 12th November

Ayah... Happy father's day... 

Ini adalah kali pertamanya aku mengucapkan selamat hari ayah kepadamu. Meskipun tak bisa ku sampaikan secara langsung, tapi aku tau, Insya Allah ayah mendengarnya dari surga sana..

Ayah, terima kasih telah menjadi ayahku, cinta pertamaku, dan temanku. Ayah, kau adalah lelaki terbaik yang pernah aku temui dalam hidupku. Kau rela melakukan apapun untuk aku. Meninggalkan rutinitasmu demi bermain dengan ku. Rela tidur tengkurap demi meninabobokan aku di punggungmu dan rela menggendongku di kala aku kelelahan berjalan. Bahkan ayah rela menolak permintaan mama demi aku. Dan ayah juga yang sering datang ke sekolah ketika ada pertemuan orang tua murid. Ayah.. semua kenangan bersama ayah masih teringat jelas dalam ingatanku. Senyum kharismatik ayah saat minum susu di teras rumah di kala senja, masih selalu teringat olehku. Ketika kita bermain bulutangkis, ketika pergi ke kebun bersama dan ketika kita bertengkar tentang siaran televisi... Aku suka kartun dan ayah suka berita. Semuanya masih jelas teringat ayah...


Ayah, hari ini genap 10 tahun 5 bulan 11 hari 19 jam setelah kepergianmu (sekarang pukul 23.05). Semenjak kepergianmu, aku merasa sangat kehilangan dan hampa. Sampai-sampai kata pertemuan terakhir kita dan kata terakhir ayah pun aku lupa. Yang kuingat, aku mendapatimu sedang terbujur membisu di tengah kerumunan sanak saudara. Bahkan ketika ayah menghembuskan nafas terakhir, aku pun tak ada di sana. Ayah... maafkan aku yang di kala itu terlalu mementingkan sekolah dan memilih untuk tidak mengantarmu ke rumah sakit. Ayah, maafkan pula aku yang di kala itu telah berfikir negatif ketika melihat ayah terbaring tak sadarkan diri di malam itu. 

Ayah, dulu rumah kita terasa seperti surga,  tiap malam terdengar suara canda tawa dan pertengkaran kita. Selalu menjadi tempat menunggu ayah pulang dari kebun. Namun ayah... kini rumah itu hanyalah sekedar rumah, terasa hambar, dan terkadang penuh perdebatan dan amarah. Ayah, rumah itu tidak lagi menjadi tempat yang ku rindukan, bahkan untuk kembali pun aku merasa sungkan. Ayah, kini aku kebingungan, aku harus kembali kemana dan kapan aku bisa kembali??? 

Ayah, aku rindu.. Aku merindukan masa-masa itu...


Ayah, sekarang ayah tak perlu mengkhawatirkan aku lagi. Sekarang aku sudah besar, temanku semakin banyak dan mereka sayang padaku. Mereka sering memperhatikan dan mengingatkan aku ketika aku salah... Ayah, aku akan terus berusaha untuk membahagiakan ayah, mama, dan kakak-kakakku, semoga aku bisa.. amiiin... 

Ayah, maafkan aku karena dulu ketika masih SD, aku pernah merasa sedikit malu memiliki ayah. Tapi.. di atas semua itu, aku bangga dengan ayah, sangat bangga ayah... Hanya ayah yang sering membuatku tersenyum bahagia. Hingga saat ini, ayah adalah kebanggaaanku. 

Ayah, aku sadar, sekarang dunia kita berbeda. Tapi aku yakin, ayah masih ada didekatku, ayah ada di dalam darahku, mengalir di sekujur tubuhku, menemaniku di setiap langkahku.

Ayah, maafkan aku yang masih memberatkan hisabmu, Maafkan aku yang belum bisa menjadi anak yang berbakti... Ayah, aku hanya mampu menyebut namamu di dalam doaku.. Semoga ayah tenang di surga.. Ya Allah, berkahilah ayahku, berikan dia tempat terindah di dalam surga-Mu dan izinkanlah kami bertemu kembali di surga nanti... Amiiiinnn... 

Dari aku, anakmu, yang merindukanmu...

Kamis, 10 November 2016

Pria yang ingin ku lihat kembali #2

Dia....
Pria yang ramah dan baik..
Pria yang patuh dan hormat pada kedua orang tuanya...

Ketekunanmu menjalankan perintah agama dan komitmenmu untuk menjaga kesehatan membuatku semakin mengagumi. Tak banyak pria yang melakukan hal demikian. Itu termasuk hal-hal yang membuatku kagum padamu dan membuatku ingin tetap didekatmu.




Darimu, aku belajar tentang loyalitas dan prioritas. Di saat seperti ini, banyak kaula muda yang lebih mengedepankan kesenangan mereka dibandingkan keluarganya. Tapi kau berbeda.. Demi keluarga, kau rela menomorduakan kesenanganmu. Aku tau itu tidaklah mudah.



Terkadang dia berbuat khilaf, tapi aku tau itu hanya untuk menghilangkan kebosanan dan kesepianmu. Aku tau, sejak "menyendiri", kau merasa kesepian. Aku pun tau bahwa kau hanyalah manusia biasa. Meski demikian tak seharusnya juga kau berbuat demikian. Menilai orang dari penampilannya, lalu kau dekati dan ketika tak sesuai kau tinggalkan. Mungkin itu hanya sekedar perkenalan, tapi kau memberi harapan pada mereka. 


Setiap manusia punya kelebihan dan kekurangan. Dan mungkin aku hanyalah seorang teman bagimu. Tapi darimu aku tau sedikit banyak tentangmu dan membuatku memahamimu... Dan di atas kekuranganmu, aku mengagumimu dan masih berharap kau ada disampingku. Karena aku tau kau baik.. 

Sabtu, 02 Juli 2016

Sabtu, 05 Maret 2016

Itulah Dia...

Dia... Dia adalah seorang wanita yang tak mampu mengekspresikan perasaannya. Banyak yang mengenalnya sebagai wanita bermuka polos, pemalu, pendiam, manja tapi sok kuat... Ya, dia memang munafik. Tapi dia melakukan itu karena ketidakmampuannya untuk mengekspresikan perasaannya. Benteng rasa malu dalam dirinya terlalu kuat. Seringkali dia ingin berteriak dan berbagi cerita tentang hidupnya yang cukup melelahkan. Yah... Cukup melelahkan dan berat untuk dia tanggung sendiri. Dirinya yang terlalu perasa membuatnya semakin tertekan dengan situasinya. Dia terlalu pemalu sehingga segala keluh kesahnya hanya dia sampaikan pada senja, deburan ombak, angin, dan rerumputan. Dia sering kali menyendiri dan merenung, "mengapa ini terjadi padaku?", " seandainya Aku begini/begitu... Mungkin akan lebih baik..". Di saat itulah dia menyadari bahwa dia kesepian, sendiri di tengah rutinitas dan keramaian dunia. Sepi dipeluk alam... Dia ingin berbagi, tapi tak tahu harus berbagi dengan siapa dan bagaimana caranya. Terlalu berat baginya untuk bercerita. Dan pada akhirnya, hanya dia ceritakan dalam kesendirian dan kehampaan.

Seringkali dia sok tegar dihadapan orang, selalu ingin terlihat ceria meskipun terkadang perih dan beban itu dapat terlihat jua. "Ada apa?", " kamu kenapa?", semua pertanyaan itu hanya dia jawab dengan senyum yang "diperindah" dan dengan kalimat yang sama, "I'm fine, I'm oke". Ya, itulah dia... Berusaha menanggung semuanya seorang diri.

Dia.. Dia adalah orang yang belajar dari jalan hidup orang lain. Sosialisasi dalam keluarganya tak mampu memberinya ilmu tentang kehidupan yang sebenarnya. Sikap pendiam dan penyendirinya yang membuatnya jarang berdiskusi dengan orang tua dan saudara-saudaranya. Dia lebih sering berkutat dengan diktat-diktat sains dan gambar-gambar abstrak hasil karyanya.

Kenapa dia begitu???

Sebenarnya, bukan hanya karena kepribadian yang membuatnya sungkan untuk berbicara. Tapi pemikirannya sebelum berbicara yang membuat niatnya surut untuk berbicara. Dia tak ingin membuat orang lain bersedih dan terbebani karena hidupnya. Dia tak sanggup melihat orang lain bersedih dan terbebani karena dirinya. Dia sadar, dia hidup bagaikan lilin, meskipun terkadang dia ingin hidup bagai mentari. Dia ingin orang disekitarnya selalu bahagia dan dia selalu bersedia menjadi tempat pengaduan keluh kesan mereka.

Yaaaa... Itulah dia... Dia yang selalu berusaha untuk kuat dan terlihat ceria.
Darimu Aku belajar bertahan dengan kehidupan ini... Terima kasih.

Kamis, 25 Februari 2016

free web adress to take a toefl test

Hii... Good night.. tonight, i have just take a free practice TOEFL test... Hemmm.. but the result make me little dissapointed. I just get 53% of 100% (correct in 37 question)... Do you wanna try it???
check this out in this link...
https://www.4tests.com/toeflb
enjoy it...
#fightforTOEFLscore

Tips dan Trik Mengatur Suhu dan pH Air di Tambak Udang untuk Hasil Panen Optimal

Mengelola tambak udang membutuhkan perhatian khusus, terutama dalam menjaga kualitas air. Dua parameter yang sangat penting adalah suhu dan ...