Ayah... Happy father's day...
Ini adalah kali pertamanya aku mengucapkan selamat hari ayah kepadamu. Meskipun tak bisa ku sampaikan secara langsung, tapi aku tau, Insya Allah ayah mendengarnya dari surga sana..
Ayah, terima kasih telah menjadi ayahku, cinta pertamaku, dan temanku. Ayah, kau adalah lelaki terbaik yang pernah aku temui dalam hidupku. Kau rela melakukan apapun untuk aku. Meninggalkan rutinitasmu demi bermain dengan ku. Rela tidur tengkurap demi meninabobokan aku di punggungmu dan rela menggendongku di kala aku kelelahan berjalan. Bahkan ayah rela menolak permintaan mama demi aku. Dan ayah juga yang sering datang ke sekolah ketika ada pertemuan orang tua murid. Ayah.. semua kenangan bersama ayah masih teringat jelas dalam ingatanku. Senyum kharismatik ayah saat minum susu di teras rumah di kala senja, masih selalu teringat olehku. Ketika kita bermain bulutangkis, ketika pergi ke kebun bersama dan ketika kita bertengkar tentang siaran televisi... Aku suka kartun dan ayah suka berita. Semuanya masih jelas teringat ayah...
Ayah, hari ini genap 10 tahun 5 bulan 11 hari 19 jam setelah kepergianmu (sekarang pukul 23.05). Semenjak kepergianmu, aku merasa sangat kehilangan dan hampa. Sampai-sampai kata pertemuan terakhir kita dan kata terakhir ayah pun aku lupa. Yang kuingat, aku mendapatimu sedang terbujur membisu di tengah kerumunan sanak saudara. Bahkan ketika ayah menghembuskan nafas terakhir, aku pun tak ada di sana. Ayah... maafkan aku yang di kala itu terlalu mementingkan sekolah dan memilih untuk tidak mengantarmu ke rumah sakit. Ayah, maafkan pula aku yang di kala itu telah berfikir negatif ketika melihat ayah terbaring tak sadarkan diri di malam itu.
Ayah, dulu rumah kita terasa seperti surga, tiap malam terdengar suara canda tawa dan pertengkaran kita. Selalu menjadi tempat menunggu ayah pulang dari kebun. Namun ayah... kini rumah itu hanyalah sekedar rumah, terasa hambar, dan terkadang penuh perdebatan dan amarah. Ayah, rumah itu tidak lagi menjadi tempat yang ku rindukan, bahkan untuk kembali pun aku merasa sungkan. Ayah, kini aku kebingungan, aku harus kembali kemana dan kapan aku bisa kembali???
Ayah, aku rindu.. Aku merindukan masa-masa itu...
Ayah, sekarang ayah tak perlu mengkhawatirkan aku lagi. Sekarang aku sudah besar, temanku semakin banyak dan mereka sayang padaku. Mereka sering memperhatikan dan mengingatkan aku ketika aku salah... Ayah, aku akan terus berusaha untuk membahagiakan ayah, mama, dan kakak-kakakku, semoga aku bisa.. amiiin...
Ayah, maafkan aku karena dulu ketika masih SD, aku pernah merasa sedikit malu memiliki ayah. Tapi.. di atas semua itu, aku bangga dengan ayah, sangat bangga ayah... Hanya ayah yang sering membuatku tersenyum bahagia. Hingga saat ini, ayah adalah kebanggaaanku.
Ayah, aku sadar, sekarang dunia kita berbeda. Tapi aku yakin, ayah masih ada didekatku, ayah ada di dalam darahku, mengalir di sekujur tubuhku, menemaniku di setiap langkahku.
Ayah, maafkan aku yang masih memberatkan hisabmu, Maafkan aku yang belum bisa menjadi anak yang berbakti... Ayah, aku hanya mampu menyebut namamu di dalam doaku.. Semoga ayah tenang di surga.. Ya Allah, berkahilah ayahku, berikan dia tempat terindah di dalam surga-Mu dan izinkanlah kami bertemu kembali di surga nanti... Amiiiinnn...
Dari aku, anakmu, yang merindukanmu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar