Minggu, 17 November 2013

Laporan Isolasi Bakteri

DILARANG KERAS MELAKUKAN COPY PASTE... JANGAN RUGIKAN DIRI ANDA SENDIRI!!! POSTINGAN INI HANYA SALAH SATU JALAN UNTUK MEMPERMUDAH KALIAN MENCARI LITERATUR. UNTUK LEBIH LENGKAPNYA SILAHKAN LIHAT DAFTAR PUSTAKA N SEARCHING SENDIRI... SEMUA SUMBERNYA TERSEDIA DI GOOGLE... HEHEHEHEH,,, :)


Laporan praktikum ke-1                      Hari/Tanggal       : Jum’at/ 17 Februari 2012
m.k. Teknik Pencegahan Penyakit        Kelompok/ shift  : 4/ 2
dan Pengobatan Ikan                           Dosen                 : Dr. Munti Yuhana M.Si
                                Asisten              : 1. M.Arif , S.Pi
                                                                                       2. Dwi Febrianti, S.Pi







DIAGNOSIS PENYAKIT BAKTERIAL

Disusun oleh:
KELOMPOK 4

Dian Novita Sari         J3H110045
David Casidi               J3H110038
Muhammad Jayadi      J3H110040
Hario Tetuko               J3H110044
  







TEKNOLOGI PRODUKSI DAN MANAJEMEN PERIKANAN BUDIDAYA

PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
I. PENDAHULUAN
I.I Latar belakang
Sakit pada ikan yaitu suatu keadaan abnormal yang ditandai dengan penurunan kemampuan ikan dalam mempertahankan fungsi-fungsi fisiologik normal. Timbulnya sakit dapat diakibatkan infeksi patogen yang apat berupa bakteri, virus, fungi atau parasit. Sakit dapat pula akibat defisiensi atau malnutrisi, atau sebab-sebab lain (Irianto 2005). Sedangkan menurut Austin and Austin (1999), secara umum faktor-faktor yang terkait dengan timbulnya penyakit merupakan interaksi dari 3 faktor yaitu inang, patogen, dan lingkungan atau stressor eksternal (yaitu perubahan lingkungan yang tidak menguntungkan, tingkat higienik yang buruk, dan stres).
Penyakit ikan dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat menimbulkan gangguan suatu fungsi atau struktur dari alat tubuh atau sebagian alat tubuh, baik secara langsung maupun tidak langsung. Mendiagosis serangan penyakit pada ikan merupakan cara yang tepat untuk mengetahui penyebab serangan dan jenis penyakitnya. Jenis penyakit perlu dipastikan secepat mungkin, karena air sebagai media hidup ikan akan memungkinkan penularan penyakit secara meluas dalam waktu relatif cepat. Perubahan patologis pada berbagai organ eksternal maupun internal sering kali sudah memberi petunjuk pada jenis penyakit tertentu. Perubahan patologis memberi petunjuk pada jenis penyakit sebelum kematian dan setelah kematian (post mortum) secara teliti terhadap organ eksternal maupun internal (Kordi 2004).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan adalah aspek luar kulit (warna, perubahan warna menjadi pucat, hemoragik/ pendarahan di dalam, luka-luka, dan parasit), sirip dan ekor (perubahan morfologi, hilangnya warna, dan hemoragik), sungut (patah, rusak, memendek, dan hemoragik), bentuk (skoliosis, skordosis, kifosis), dan mata (kekeruhan lensa dan hemoragik) (Kordi 2004).
Penyuntikan dapat dilakukan melalui bagian perut (intraperitoneal), pembuluh vena (intravenous), dan bagian otot (intramuscular). Kelebihan penyuntikan dengan metode intramuscular adalah relatif lebih aman karena jauh dari organ dalam dan penyebaran obat lebih cepat. Namun, kelemahan yang dimilikinya adalah volume penyuntikan 1-2 µl/g, dapat menimbulkan pembengkakkan dan iritasi, pada penyuntikan ikan kecil dibutuhkan microsyringe, dan obat yang disuntikkan (Ovaprim) dapat keluar lagi (Fakhriansyah. 2010).

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah mempelajari diagnosis penyakit Motile Aeromonas Septicaemia pada ikan lele yang disebabkan oleh Aeromonas Hydrophila dan diagnosa penyakit Streptococcosis pada ikan nila yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus agalactiae.
II.  METODOLOGI
2.1 Waktu dan Tempat
            Praktikum dilaksanakan pada hari Jum’at, 10 Februari 2012, pukul 08.00-11.20 WIB, bertempat di Laboratorium CA BIO 2, dan pengamatan dilaksanakan setiap hari mulai hari Jum’at hingga Kamis, tanggal 10-16 Februari 2012 bertempat di BAK, Cilibende, Institut Pertanian Bogor.

2.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah 1 set alat bedah, baki, akuarium, instalasi aerasi, syringe, serbet/ lap, seser, alat tulis, buku, dan kamera. Bahan yang ikan nila dan ikan lele, biakan bakteri Aeromonas hydrophila dan Streptococcus agalactiae.

2.3 Prosedur Kerja
Semua alat dan bahan disiapkan. Kemudian wadah/ akuarium disiapkan lalu disanitasi. Setelah itu diisi air dan dipasangi aerasi. Selanjutnya respon ikan kontrol diamati, lalu dibedah dan didokumentasikan. Kemudian sebanyak 5 ekor ikan yang akan disuntik serta bakteri yang akan disuntikkan disiapkan. Bakteri diambil dengan menggunakan syringe sesuai dengan kebutuhan. Selanjutnya, masing-masing ikan disuntik dengan bakteri sebanyak 0,1mL/ikan. Ikan disuntik secara IM (Intramuskular) dan IP (Intraperitonial). Ikan yang disuntik secara IM, disuntik pada bagian urat daging di bawah sirip dorsal depan dan yang disuntik secara IP disuntik pada bagian perut. Ketika penyuntikan dilakukan, mata ikan ditutup agar ikan tidak berontak. Setelah penyuntikan selesai, ikan dimasukkan ke akuarium yang telah disiapkan. Pengamatan dilakukan setiap hari ketika ikan diberi pakan. Kondisi fisik ikan yang mati diamati dan difoto close up sebelum dibedah, setelah itu ikan dibedah dan organ-organnya diamati terutama bagian usus, ginjal, empedu, hati, dan limfa. Selanjutnya setiap organ didokumentasikan/ difoto, lalu bangkainya dimasukkan ke kantong dan dikubur. Selama pengamatan ikan diberi pakan dengan pelet secara ad libitum dengan frekuensi 2 kali sehari.

Dream

Setiap manusia pasti punya mimpi dan cita-cita..
Hidup tanpa cita-cita bagaikan raga tak bernyawa..
Cita-cita adalah tujuan hidup baik yang bersifat duniawi maupun akhirat..
Setiap orang bebas mengejar cita-cita..
Teruslah terbang mengejar dan menggapai cita-cita...

Tips dan Trik Mengatur Suhu dan pH Air di Tambak Udang untuk Hasil Panen Optimal

Mengelola tambak udang membutuhkan perhatian khusus, terutama dalam menjaga kualitas air. Dua parameter yang sangat penting adalah suhu dan ...